Selasa, 23 Januari 2018

Model Pembelajaran Terpadu Model Networked

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema. Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secaraa individual maupun kelompok aktif untuk mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu sejalan dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher centered) dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (Willian F. Oneill, 1981). Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hardisubroto, 1998). Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningfull) bagi siswa. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan (decision making) (Sukayati 2004:4). Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan yang digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain kurikulum terpadu yang direncanakan. Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. B. PENGERTIAN NETWORKED MODEL Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna. Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda – beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus – menerus karena adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus.Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee). Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki. Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer intinterior C. TERLIHAT SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ? Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik. Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-benar menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan” musim panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah bidang seperti: seorang antropolog, ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili menggali kemampuan siswa dalam menggambar. Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya. D. TERDENGAR SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ? Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah konferensi yang memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan. Meskipun ide-ide yang beragam mungkin tidak datang sekaligus, pelajar pada model jaringan ini terbuka untuk menerima beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring dan diurutkan sesuai kebutuhan seorang pelajar. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah. E. KELEBIHAN MODEL NETWORKED Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikandan memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru. F. KELEMAHAN MODEL NETWORKED Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin untuk mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah bahwa model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. G. PENGGUNAAN MODEL NETWORKED Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan sering memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut. Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana membicarakan kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan seorang programmer komputer. Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap dirinya sebagai pustakawan yang memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di bidang yang sangat teknis. Saya mencari sebuah program untuk membantu mensimulasikan pencarian kognitif untuk informasi. Apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak dapat direpresentasikan dalam diagram ini. Selain itu, dengan scripting “berbicara keras dengan pemantauan” pada sebuah mata pelajaran, Fogarty berpikir kita akan dapat melihat pola hubungan sebuah keputusan. Jika kita menempatkan pemikiran kita bersama, ini akan mulai masuk akal. Sulit untuk menduplikasi hubungan pengetahuan yang dibuat oleh otak manusia, tetapi keacakan dalam prosedur dapat diprogram didalamnya. Fogarty akan membutuhkan rincian eksplisit tentang bagaimana kita membuat hubungan/koneksi di otak manusia dimulai dari anda.

Pembelajaran Kelas Rangkap

Pembelajaran kelas rangkap Pada dasarnya, pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkat kelas, dimana dikelola oleh seorang guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan individual para siswa (franklin : 1967). Namyn demikian selain definisi tersebutada sebagian praktisi pendidikan membedakan definisi dari multi grade dan multi age karena perbedaan tujuannya. Seperti yang dikemukakan oleh elkind (1987), bahwa istilah multi grade dimana kelas yang berbentuk seperti itu akan berisi para siswa dari 2 atau lebih tingkatan kelas dengan satu guru diruangan yang sama pada suatu waktu. Model combined grades, atau juga dikatakan sebagai combined classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan kemampuan siswa dan pemahaman linnngkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-kelompok umur yang berbeda. Model continuos progrees, model ini berupa kelompok anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkatan perkembangan anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah, tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama. Model mixed age,/multi age grouping dimana proses pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerja sama dari beragam umur. Dalam model ini grup dibuat secara fleksibel atau proses regrouping anak dibuat dalam kelompok umur, jenis kelamin, kemampuan. Mungkin terjadi satu guru mengajar lebih dari satu tahun.

Model Pembelajaran Terpadu Webbed

Pengertian Kurikulum Model webbed Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Fogarty. 1991). Tema dapat ditetapkan oleh guru dengan siswa atau sesama guru. Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, tema utama harus mempunyai cakupan materi yang luas dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut. Model webbed lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. Melalui pengalaman langsung akhirnya siswa akan memahami konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan dapat menguhungkan dengan konsep lainnya. Padmono menyatakan, ” webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide”. Berdasarkan pernyataan di atas, model webbed (Model Jaring Laba-laba) merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan memadukan multi disiplin ilmu. Karakteristik Kurikulum Model webbed Berpusat pada siswa Model webbed memeliki karakteristik sebagai berikut : Model ini menekankan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar. Memberi pengalaman langsung dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/ konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Bersifat Fleksibel,- Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan. Kelebihan Kurikulum Model webbed Kelebihan ketika melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba antara lain : Faktor motivasi yang dihasilkan dari penyeleksi tema yang diminati. Model webbed atau jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan guru yang belum berpengalaman mengajar. Model ini memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran. Memberi kemudahan bagi peserta didik dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat. Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan. Kekurangan Kurikulum Model webbed Kelemahan ketika melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba antara lain : Kesulitan yang paling serius dengan model webbed terletak pada pemilihan satu tema. Tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar relevan dengan materi dan tidak merumuskan tema yang dangkal. Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep. Langkah-langkah Penyusunan Pelaksanaan pembelajaran Webbed Model Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut : Guru menyiapkan tema utama dan sub-tema yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/ bidang Studi. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan sub-tema. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas. Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa. Penerapan Kurikulum Model webbed Pembelajaran terpadu model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh tema yang ditentukan adalah “Lingkungan”. Dari tema ini dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran, misalnya : 1) IPA Sub tema : Mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : energi cahaya kita manfaatkan sebagai penerangan saat kita belajar. 2) Matematika Sub tema : mengenal bangun datar Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya : ban sepedah kita berbentuk lingkaran, buku tulis berbentuk persegi, penggaris berbentuk persegi panjang. 3) Pkn Sub tema : tenggang rasa, kedisiplinan Siswa diajarkan tentang bagaimana cara manusia bersikap dan bertingkah laku sebagai makhluk sosial separti sikap tenggang rasa dan bekerja sama dengan orang lain. 4) Bahasa Indonesia Sub tema : membuat ringkasan Siswa menceritakan dengan kata-katanya sendiri tentang bentuk-bentuk energi, dan bentuk bangun datar yang kita jumpai di lingkungan sekitar.

Model Pembelajaran Terpadu Model Nested

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL NESTED A. Pengertian Nested. Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. B. Kelebihan dan Kekurangan Model Nested. Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Biasanya, pemusatan pada isi, strategi berfikir, keterampilan sosial, dan ide-ide yang secara tak sengaja juga ditemukan. Pada hari-hari yang terlalu padat, kurikulum yang menumpuk, serta jadwal yang ketat, guru yang berpengalaman dapat mencari latihan-latihan yang tepat yang dapat menjadi kegiatan belajar dalam bidang yang beragam. Model nested memberikan perhatian yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu yang bersamaan, dan tidak membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja dan merencanakan dengan guru yang lain. Dengan model ini, seorang guru secara mandiri dapat memberikan integrasi kurikulum yang luas. 1. Kelebihan model nested (tersarang) adalah : a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran. b. pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa. c. pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan d. memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas. 2. Kekurangan Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati-hati. Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan-latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan. C. Kegunaan Model Nested. Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berfikir danketerampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten – konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosialakan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur. D. Penerapan Model Nested. Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam implementasinya, diawali dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan/sub pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang diharapkan tercapai. Kemudian menentukan keterampilan- keterampilan lain yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan langkah – langkah pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan setiap keterampilan yang akan dikembangkan.

Model Pembelajaran Terpadu Model Networked

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan ...